Inilah Indonesia kita. Indonesia yang
mempunyai beraneka ragam suku, bangsa, ras,
bahasa, juga agama. Inilah
Indonesia kita yang beragam itu.
Keberagaman itulah yang membuat
Indonesia indah di matadunia. Negara kita diangggap kaya akan keberagaman. Yah,
mungkin mereka
orang luar mengaggapnya indah dan bagus.Tapi justru tak demikian yang terjadi sebenarnya di Negara
kita yang kita cintai ini.
Kita
memang mengakui bahwa Negara kita beragam, tapi pengakuan saja tak cukup. Terkadang pengakuan keberagaman itu yang membuat kita terjebak pada situasi kekelompokan dan golongan.
Antusiasme kelompok dan golongan malah membuat kita bekerja, berjuang,
bahkan belajar pun semata-mata didasari untuk kepentingan kelompok. Spirit yang
salah ini tak hanya merasuki kaum tua, tatapi juga kaum muda, mahasiswa pada khususnya. Faktanya banyak sekali mahasiswa yang
“berperang” demi kepentingan kelompoknya.
Sebagai mahasiswa, hal ini tak bias dibiarkan. Indonesia memang beragam, tapi keberagaman ini wajib diisi dengan toleransi dan tenggang rasa. Mahasiswa sebagai the agen of change
harus menjadi
motor bagi gerakan toleransi ini.
Hal
paling substansial dalam tenggang rasa dan toleransi ialah peduli. Kepedulian inilah yang mendasari kita untuk berbuat baik kepada siapa saja; pada orang yang
segolongan dengan kita, lebih-lebih pada yang berlainan golongan. Kepedulian ini juga bias menjadi acuan tingkat keharmonisan itu sendiri. Jadi jika setiap orang peduli,
maka bias dipastikan dapat bertoleransiakan keberagaman yang ada.
Dan mahasiswa harus member contoh akan hal itu.
Universitas
tempat menuntut ilmu,banyak perbedaan yang mendominasi di Universitas.
Macam-macam individu dari berbagai daerah bebaur menjadi Satu.
Di tempat
inilah persahabatan terjalin, persahabatan yang tak mengenal perbedaan, entah
itu perbedaan ras,bangsa maupun etnik.
Banyak yang
menyimpulkan bahwa pebedaan itu merupakan penyebab konflik. Padahal perbedaan
itu merupakan suatu hal yang sangat indah. Hidup akan terasa datar dan sangat
membosankan jika tak ada perbedaan.
Program BOMB
ini merupakan ajang untuk pemersatu dari berbagai macam perbedaan diantara
masing-masing mahasiswanya. Disinilah ajang dimana kita bisa membuktikan bahwa
pebedaan itu indah dan perbedaan itu akan menjadi warna dalam persahabatan.
Mulai saat ini
mari kita buktikan bahwa kita bisa menjalin persahabatan yang jauh lebih indah
dan jauh lebih bewarna dengan perbedaan.
Kita bersama dalam satu atap, disini ada berbagai
suku, berbagai ras, berbagai agama, berbagai bangsa dan berbagai banyak
perbedaan. Kita semua disatukan dalam satu atap, yaitu Fakultas Sastra. Di
dalam Fakultas ini hidup empat jurusan yang namanya sama-sama besar, yaitu
Sastra Inggris, Satra Indonesia, Ilmu Sejarah dan Program Studi Televisi dan
Film.
Kita disini tak mengenal perbedaan,
kita semua disini adalah untuk belajar. Meskipun kita semua saling bersaing
membawa nama jurusan tapi kita semua ini adalah keluarga. Kita dikepalai oleh
seorang dekan yang baik, dan kita dirawat oleh kepala jurusan dan kepala
program studi yang baik pula yang selalu membimbing kita untuk terus maju.
Warna-warni dalam satu atap, segala perbedaan
semuanya bersatu di sini, di Fakultas Sastra. Kita semua beda tapi tetap satu.
Semua bersama hanya rupa yang berbeda. Kita semua bersatu untuk Fakultas
Sastra.
Paling
banyak mahasiswa berasal dari pulau Jawa dan yang berasal dari luar pulau jawa
hanya beberapa saja contohnya dari ambon, Kalimantan dan Sumatra, namun ada
juga yang berasal dari luar negeri, yang
masuk dijurusan sastra inggris berasal dari madagaskar. Dengan alasan
yang berbeda mereka semua dapat berinteraksi tentang bagaimana etnis di suku
mereka, budaya yang dikembangkan sampai sekarang, yang paling penting adalah
mahasiswa satu dengan lainnya bisa bersatu dan menyatu.
Saling bahu-membahu dalam bekerja akan mempermudah kita
untuk menyatukan keberagaman ini. perselisihan adalah hal yang dapat membuat
kita akan terpecah belah. Membuat fakultas kita, universitas bahkan negara
tercinta kita pun hancur. Kita hilangkan perselisihan di antara kaum, jurusan,
suku, ras, dan juga agama agar kita dapat menjadi kuat.
Di fakultas kita ini berkumpul berbagai macam sifat
manusia. Ada yang mempunyai sifat unik alias aneh, susah di tebak, pemarah,
penyabar, ada juga yang bercampur seperti, pemarah tapi punya sifat penolong,
penyabar tapi punya sifat udang di balik batu. Tapi semua itu akan bisa
disatukan dengan sifat toleransi. Jika sifat-sifat tersebut tidak bisa di
satukan. Apa kata dunia??? Hehehe.....
Keberagaman di Fakultas ini memang banyak. Di mulai dari
keberagaman bahasa. Kita tahu bahwa yang kuliah di Fakultas Sastra ini dari
berbagai suku di Indonesia ini, bahkan ada yang dari luar negeri (luar negeri
yang di maksud bukan swasta ya... hehehe....). terkadang kita semua ini merasa
bingung saat bicara dengan lawan bicara kita dikarenakan perbedaan bahasa.
Beruntung bagi kita, karena kita disini disatukan dengan bahasa yang istimewa.
Bahasa nomor satu di Indonesia. Bahasa Indonesia. Hehehe....
Kita disini jiga mengenal beraneka agama. Mulai dari
Islam, Kristen Khatolik, Kristen Protestan, Hindu, dan Buddha. Unik memang,
saat kita semua bersama, tidak pandang perbedaan agama. Berarti kita semua
sudah bisa bersatu, kita sudah melupakan perang agama jaman dulu, contohnya sudah
jelas yaitu Perang Salib.
Selain itu semua, ada hal yang paling luar biasa dalam
menyatukan keberagaman ini yaitu saling menghargai. Jika kita semua ini bisa
saling menghargai segala jenis perbedaan pasti keberagaman dan perbedaan ini
bisa disatukan.
Hal kecil yang sering kita lupakan atau terkadang kita
malah mengabaikannya adalah peraturan. Setiap individu maupun kelompok
mempunyai peraturan. Jika kita ingin menyatukan keberagaman ini maka kita harus
bisa mentaati peraturan yang dibuat oleh setiap individu maupun kelompok begitu
juga sebaliknya.
Izinkan saya untuk berorasi. Hilangkan semua perbedaan yang
menyelimuti kita. Buang semua ego kita. Mari kita satukan keberagaman ini. kita
bersatu demi nama fakultas, universitas dan negara kita. Kita mahasiswa yang
terbina dan terpelajar bukan mahasiswa yang harus dibinnasakan dan dihajar. Tua
muda, senior junior mari kita semua bersatu. Sebab ada pepatah yang mengatakan
bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
Izinkan saya menutup tulisan ini dengan menyitir firman Allah tentang keberagaman, yang pada intinya mengajarkan pada kita untuk tidak berselisih, dan jika ada perselisihan selayaknya diselesaikan dengan cara yang solutif.
·
Hai orang-orang yang
beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan
ulilamri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(An-Nisa : 59)
ulilamri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(An-Nisa : 59)
·
“Janganlah kamu berselisih, karena kamu akan menjadi lemah dan hilang kewibawaan kamu.”(QS. Al-Anfal: 46)

0 Responses to "Membingkai Keberagaman Dengan Toleransi"
Posting Komentar